Monday, June 20, 2005

Bidadara friendster

SIANG bolong, matahari memang tidak pernah bisa diajak kompromi, panasnya memekik ngeri. Kurasakan kering kerontang bukan hanya ditenggorokan, bahkan merambah hingga pintu jantungku.
Hari ini pun tidak seperti biasanya, wajahku kusut semerawut, jilbab yang terjulur menutupi seluruh tubuh sudah tidak beraturan lagi, kelibaran kesana kemari. Seragam putih abu abupun kukenakan asal, tidak serapih kemarin. Celaka! Predikatku sebagai satu satunya gadis religi smu terfavorit dikotaku, terancam hilang dalam sekejap mata. “Ah…,Tidak!” Benar benar tak bisa kubayangkan.
“Pak Karna…,Pak Karna…!” Teriakku dari kejauhan, memanggil manggil lelaki setengah baya, beliau mengenakan pakaian yang sudah berumur, sungguh terlihat usang.
Aku berlari menghampirinya, menyusuri lorong gelap sekolah, memastikan langkahku untuk segera tiba menuju suatu beranda yang tiap hari aku kunjungi, Lab internet…,
“Huh…Huh…Huh…”
Aku berusaha menenangkan diri,dan serta merta mengatur nafasku yang masih tersengal sengal.
“Aya naon geulis? Meuni katingal buru buru kitu?”
“Hehe…ah,bapak mah! Sok api api teu terang kitu? Biasa pak…,biasa!”
Pak Karna adalah penjaga sekolah disekolahanku, pemegang kunci seluruh ruangan kelas. Senyum yang tergurat diwajahnya terlihat ramah, sangat khas untuk menandakan kesederhanaannya,dan sesosok figure yang penyayang. Khususnya kepadaku Viani Artalestari, yang sudah dianggapnya malaikat kecil kesayangan.
Ehm, asyiknya! Apapun yang Aku minta,pasti beliau turuti. Pernah suatu hari, tanpa sengaja aku datang terlambat kesekolah. Namun syukurlah, batang hidung Pak Karna telah nampak, menungguku di pintu kecil rahasia, dan yess! Aku tertolong dari kejaran Bu Iceu. Guru piket yang sadis, galak, apabila matanya mendelik, dunia rasanya mau kiamat. Pokoknya nyebelin sesekolahan! Lebih tragisnya lagi, bila memberikan hukuman tiada terkira, bisa gempor, jatuh bangunnya selama seminggu.
“Oh…iyeu atuh Geulis, sik mangga atuh candak, Tapi ulah hilap nya? Sajamna lima rebu rupiah,bageur.” Ujar pak karna ramah,sambil menyodorkan kunci lab internet kepadaku.
“Ah…,bapak mah sok ngabodor wae, hatur nuhun nya pak?”
jawabku sembari memperlihatkan senyuman manja dan lirikan mata yang cukup menggoda.

***

LAB internet yang berada diarea sekolahku, letaknya cukup jauh dengan ruang kelas yang lain. Lokasinya paling ujung, bersebelahan dengan toilet anak anak perempuan.
Fuihh…,bisa kebayang situasinya seperti apa? Namun aku tidak mau memusingkan semua persoalan yang cukup pelik itu, yang penting udah gretongan itu sudah cukup! Lagipula bila setiap hari aku harus mampir warung internet, uang jajanku bisa ludes terkuras, untuk sesuatu yang tiada berguna.
Biasanya Aku mengunjungi lab itu, ketika siang hari, sehabis pelajaran berakhir…, dikala arus siswa siswi lowong melompong, dan tempat sudah tak terpakai lagi, sunyi senyap merayap…,
Tidak aneh lagi, yang pertama kali aku buka hanyalah situs www.friendster.com, selain #MIRC…, justru karena friendsterlah, yang akhir-akhir ini meradang di kalangan remaja, Aku jadi rajin ke lab internet…,
Dasar demam friendster!!!

***

JARI jemari ini, kurasakan semakin lincah, menari nari diatas keyboard komputer : viani_artalestari@yahoo.com , password -----,
Log-in klik !
Hatiku masih berada dibawah alam kebimbangan, semua rasa bercampur jadi satu bak gado gado yang sudah menyatu dalam perut kosong. Bagaimana via tidak bimbang? Sudah sebulan ini, Aku sering dikejutkan oleh pesan pesan cinta dari seorang cowok misterius, yang meng-invite diriku suatu hari. Tiada identitas yang jelas dari lelaki itu, fotopun tiada. Dia hanya mengaku teman satu sekolahku dan ‘secret admirerku’ sedari dulu.
“Hah?!?...,Secret admirer???”
Aku hanya memekik geli, seolah tak percaya bahwa ada seseorang yang diam diam mengagumiku.
“ Plis deh…,Viani githu loch, mana ada pengagum rahasiaku!”
Dalam pikiranku hanya terlintas sebuah nama, Adjie Kusuma, anak 3 IPA 2. Karena hanya dialah teman cowok satu satunya yang aku miliki. Seluruh penghuni sekolah mengetahui bahwa kami sahabat sejati, bagai mata rantai yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. dimana ada Aku, disitu pasti ada adjie. Ck,kayak gula dan semut yah?
Adjie, orang yang paling jail yang pernah Aku temui, tinggi, putih, bersih, proposional, dia atlet baseball tingkat nasional, selalu jadi uberan cewek cewek penggoda disekolah. Namun terkadang Aku risih melihat kelakuan Adjie, cenderung kelewat batas.
“ukh…Dasar bodoh! Sama gatelnya meladeni cewe cewe itu”
Lantas siapa cowok misterius yang ada dibalik friendster???
“Oh…MG (Oh..My God..)!!!”
Inbox messageku penuh dengan kata kata yang membuat aku bergidik ngeri. Aku tutup mataku rapat sekali, tanpa berani menatap. Namun akhirnya, ku kumpulkan seluruh keberanianku, kubuka mata lebar lebar, dan perlahan aku mulai melahap tuntas setiap kata yang tertera…,

Ketika baratku tersenyum…
Kumeraba hatimu,adakah namaku disitu ?
Aku ingin tertawa,untuk sesuatu yang berharga
Betapa secercah cinta hadir dipelupuk asa!

Aku memilikimu,
Dan itulah mutiara yang aku dapat

Aku kan terus coba memahamimu,
Hingga senja,tlah lenyap dari barat!
-end-

Via…kau tlah sapukan kabut dalam mataku,
Kau tlah jauhkan mendung dari dasar hatiku,
Ingin kurengkuh bayangmu nun jauh disana?
Ingin kutepis sgala angan yang ada,
Namun apalah daya…kuhanya insan biasa!
-end-

selebihnya,masih ada 38 pesan lagi pesan buaian lain yang dikirimkan cowo misterius itu kepadaku.
“siapa sih ni orang?? Ga ada kerjaan lain apa? Truz maunya apa?”
Sesaat Aku mengernyitkan dahi, dan berharap mendapatkan seberkas jawaban atas teka teki yang aku temui.
“Doorr!! Hey, non..,jangan ngelamun aza…,ntar kesambet loh!”
“yey… sapa yang ngelamun? Lagian masuk gak ketuk dulu, sopan yah? Truz mo ngapain kesini??”
“ya mau on-line lah, emang ini lab, punya eyang loe??”
Lomba debat kembali dimulai, Aku dan Adjie memang selalu begitu, kerap kali kami bertemu, kayak kucing dan anjing.
“djie…,cowok itu kirim pesan lagi.”
“cowok yang mana maksud loe?”
“yang di friendster djie…,cowok misterius itu?? Gw takut djie.”
Adjie tampak iba mendengar ungkapanku yang naas itu. Yah, meskipun kadang kala adjie terlihat jengkel dengan sikapku yang katanya selalu nyeleneh, lain daripada yang lain. Aku itu gadis yang unik, pikirnya. Bagaimana tidak unik? Disekolah hanya aku yang memandang sesuatunya dari segi agama. Genggaman tangankupun tidak pernah terlepas dari Rahma, gadis kutu buku, berkacamata tebal, rambut hitam legam, panjang dikepang dua, udik banget deh! Namun baik hati, selalu menemaniku sebagai penengah, bila Aku sedang bersama adjie. Kasihan Rahma, selalu jadi kambing conge. Habis mau gmana lagi?
Aku pasti protes kalau rahma tidak mengiringiku. kalau hanya jalan berdua dengan adjie, kan bukan muhrim! takut terjadi hal hal yang ‘diinginkan’,he. Lagipula Aku takut kalo nantinya adjie berbuat yang macam macam padaku, bisa fatal!!!
“Hah?!? Maksudnya apa??” Adjie hanya ternganga mendengar pernyataanku yang semakin ngelantur itu. Adjie menatapku bulat bulat, dengan lirikan matanya yang khas, terkesan dingin! Dan memamerkan wajah jayusnya. Dasar miss fanatik!!! Ga Banget deh!!! Adjie berdelik ilfil kearahku.

***

BEBERAPA minggu berlalu, Aku masih dikejutakan dengan teror teror dari lelaki di balik friendster misterius itu.
“Ehmmm…,dasar cowok ceroboh bin pikun! Lupa Log-out dari friendster ndiri”
Gumamku dalam hati, tanpa sengaja membuka friendster milik sahabatku, Adjie. Namun entah kenapa, aku dipicu oleh rasa penasaranku yang semakin menggilai untuk segera membongkar seluruh isi friendster itu. Tanganku yang gatal langsung menyerbu keyboard komputer dan meraih mouse disebelah kanan komputer, dengan asyiknya Aku lalu mengotak atik seluruh isi friendster itu.
“AstaghfirullahalAdzim…,penggalan puisi itu??”
Aku tersentak kaget, ketika menemukan sebagian penggalan teror puisi cinta,yang sering Aku dapatkan ada di friendster itu. Putaran waktu seakan berhenti mendadak seketika itu juga, nafasku sesak, dadaku pengap! cowok misterius itu, ternyata….???

Bandung, Maret 2005

Catatan :
Aya naon, Geulis? : Ada apa, Cantik?
Meuni katingal buru-buru kitu : Kok terlihat buru-buru
Sok api-api teu terang kitu : Suka pura-pura tidak tahu
Oh, iyeu atuh geulis : Oh, ini, Cantik
Sok, mangga atuh candak : Silahkan saja ambil
Tapi ulah hilap nya? : Tapi jangan lupa, ya?
Sajamna lima rebu rupia : Satu jamnya lima ribu rupiah
Ngabodor wae : Suka becanda
Gretongan : Gratisan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home