Monday, June 20, 2005

ternyata???!!!

Di suatu sore, tepatnya satu-setengah bulan yang lalu aku iseng men-down-load sebuah software yang biasa dipergunakan untuk chating, awalnya aku fikir sekedar iseng sajalah mumpung ada fasilitas dan bayarnya ngga terlalu mahal. Setelah kurang lebih satu jam, proses down-load pun selesai dan aku fikir, “ah ngga ada salahnya kalau aku coba…” akhirnya jadilah sore itu, sore pertama buat aku chating dengan fasilitas pribadi alias ngga perlu ke warnet.
Pada saat chating berlangsung, aku bertemu dengan seorang akhwat, nick-name nya (rahasia…lah yaa..) dia begitu baik dan umur kami hanya terpaut beberapa tahun, dari obrolan yang biasa, akhirnya kami sampai ke pembicaraan yang menuju ke arah pribadi, ya aku fikir sah-sah saja kan, toh ‘we didn’t know each other’ begitu fikirku waktu itu. Akhirnya kami memberikan nomor telepon kami masing-masing dan kami berjanji akan sering bertukar cerita baik lewat telepon ataupun lewat e-mail.
Hari-hari selanjutnya hubungan kami berlangsung lebih akrab, ternyata dia sosok yang ramah, juga lucu, berbeda dengan yang aku duga sebelumnya, tapi kadang dia juga bisa sangat dewasa menanggapi masalah-masalah ku. Mmm…buat aku dia adalah sosok yang sempurna. Tapi, mengingat hubungan kami hanya lewat dunia maya, which is phone and e-mail only, aku fikir ya ngga mungkin lah ya………..
Hari pun berganti, e-mail masih sering berdatangan, telpon masih kunjung hadir, tapi… hati ini tak kunjung jemu menerimanya, tak kunjung bosan membaca e-mail darinya, ya Allah… apa gerangan yang terjadi dengan hatiku ??? batinku.
Yang paling aku suka adalah, sewaktu kita bertukar cerita, cara dia berbicara, cara dia bertutur kata, dan dari cerita-ceritanya itulah aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa dia sungguh sosok yang menurut aku sesuai seperti apa yang pernah aku harapkan. Dan sepertinya semakin sering aku bertukar cerita semakin bertambah kekagumanku padanya, awalnya aku hanya menganggap dia teman biasa, tetapi…ko’ lama-lama…aku jadi berfikir, mungkin tidak ya, kalau dia aku jadikan calon…mmm…teman-sejati ku kelak.
Aku pun pernah berfikir, sepertinya dia memberi angin kepadaku, tak jarang sikap care-nya jelas tertunjukkan kepadaku, ah.. tapi mungkinkah…..??? hari-hari berikutnya pun datang, saat rasa jemu itu hinggap, betapa menyenangkannya saat itu, aku tidak pernah lagi memikirkan dia, atau menelpon dia, bahkan e-mail yang datang pun kerap aku biarkan, sampai-sampai aku berfikir “ini mungkin akhir hubunganku dengan dia, “ tapi selang beberapa hari kemudian, another e-mail come disusul dengan telepon yang juga hadir, ya Allah… ternyata hal itu cukup untuk mengembalikan riduku hadir kembali untuknya, akhirnya niat yang sudah ku-azzam-kan dalam hati luntur sudah, sungguh aku tak bisa lepas dari perhatiannya, dan tidak bisa kupungkiri, bahwa dia sudah jauh mengisi hatiku.
Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan hubungan ‘maya’ kami, entah sampai kapan atau sampai di mana akhirnya, aku akan terima, lagian aku fikir “selama kami belum bertemu satu sama lain, tidak akan terjadi penyakit hati diantara kami” lha…memangnya kalau begini dibilang apa ya ???
Sebetulnya, aku sendiri pernah berfikir tentang posisi dia di dalam diriku, sebagai apa ya….kadang aku sangat ingin ngobrol sama dia, bayangkan durasi telpon kami bisa sampai kurang lebih dua jam lho….entah rasa apa yang membuat kami senang bicara satu sama lain. Mulai dari kisah-kisah sederhana sampai kisah yang paling menyedihkan atau menyenangkan yang terjadi di dalam hidup kita masing-masing. Setelah dengan itu kami juga tak jemu untuk kembali chating, atau berkirim imel yang bisa dibilang panjang. Dan tidak jarang pula hati kami berhubungan, antara satu sama lain. Baik aku atau dia sama-sama aneh, aku selalu menganggap dia itu teman baikku. Tapi apakah benar hanya segitu….??
Sampai tiba saatnya di mana hari yang aku tunggu tiba, hari dimana aku akan dengan gamblang menjelaskan tentang perasaanku kepadanya, dan aku akan dengan segenap hati siap mendengar apapun perkataan serta jawaban dari dirinya.
Hari itu seperti biasa aku menelpon dia, untuk menentukan jadwal chating kami. Tetapi, ko tidak biasanya dia tidak ada di rumah pada jam-jam biasa aku telpon seperti ini, akhirnya aku tunggu hingga keesokan harinya, aku fikir mungkin dia ada keperluan, ya sudah aku tunggu saja imel darinya fikirku, tetapi…hari berganti hari, hingga sampai bilangan yang ke tujuh aku menghitung hari, baik imel ataupun telpon tidak pernah kunjung datang darinya untukku. Ah…gerangan apa yang terjadi padanya, batinku….rasa cemas sudah mulai menjalar di dalam hatiku, aku sendiri sebetulnya sudah mulai gelisah dengan kondisi hatiku sendiri, aku mulai berdiskusi dengan teman-temanku tentang perasaan galau ini, sampai akhirnya teman-temanku memutuskan bahwa, kalau memang aku sudah yakin bahwa dia itu jodoh yang tepat, maka katakanlah secepatnya dan jangan lagi mengulur waktu, dan memperburuk hatimu.
Maka dengan keputusan yang sudah bulat aku menelponnya, pada hari itu juga, sayangnya sebelum pembicaraan kami berlangsung serius dan sampai pada inti permasalahan sebenarnya, hubungan via kabel itu terputus.
Keesokan harinya aku berinisiatif untuk membuka imel ku, ah siapa tau ada imel baru entah dari dia atau dari rekanku yang lain, kubuka website tempat imel ku bercokol, kuketikkan nama dan password ku, lalu masuklah aku ke dalam mail bok, yang memberitahukan bahwa ada satu pesan yang belum aku baca. Segera saja aku klik pesan tersebut, lalu.......
>assalamu'alaikum wr wb
>alhamdulillah wa syukurillah, aku bisa kembali berada disini, setelah satu minggu lebih aku harus berdiam diri di rumah sakit (kemarin waktu kamu telpon aku baru pulang lho....J ), afwan aku tidak bisa memberi tahukan tentang keadaanku yang sebenarnya, sebetulnya sudah sejak lama aku ingin membicarakan hal ini kepadamu sahabatku, tapi hati ini belum mengijinkan dan rasanya diri ini merasa belum perlu untuk mengutarakannya.
Setengah berdebar rasanya aku melanjutkan membaca imel itu, gerangan apa kalimat selanjutnya, jangan-jangan dia juga hendak mengutarakan hal yang sama seperti yang hendak aku utarakan, wah kalau begitu aku dengan sangat senang menyambutnya, aku akan menjadi seorang suami yang baik, aku janji....batinku sebelum selanjutnya aku meneruskan membaca imel tersebut.
>kamu tau, sejak pertama bertemu denganmu aku merasa kembali menemukan sahabatku yang hilang, yang pernah aku punya sewaktu masa-masa smu dulu. Dan harus aku akui, kamu adalah teman chating yang terbaik yang pernah aku temui, kamu tidak langsung menodong aku dengan pertanyaan bertubi-tubi seperti asl pls, atau yang lainnya, eh jangan gr dulu ya...:)
>tapi justru itu yang membuat aku berani melanjutkan hubungan persahabatan kita, karena aku fikir semua itu kan didasari atas ketulusan hati, bahkan seharusnya didasari oleh kejujuran diantara kita satu sama lain, oleh karena itu mungkin sekarang saatnyalah untuk aku berani berterus terang tentang aku yang sebenarnya (yang sangat penting yang kamu tidak pernah tahu sebelumnya) tanpa harus ditutup-tutupi. Bukankah begitu sebaiknya ???
perasaanku semakin tidak menentu, aku semakin tidak sabar untuk melanjutkan ke kalimat berikutnya, apa sih sebenarnya yang sangat penting yang aku tidak tahu dari dia ??? fikirku.
>kamu tahu, mengapa kemarin aku sampai masuk rumah sakit ??? hayo tebak, kamu pasti kaget deh, atau mungkin terlonjak gembira..... aku kasih petunjuk deh..... kamu akan menjadi seorang uncle......hahaha....surprise !!!! ngga nyangka kan ???
>sebenarnya aku sudah menikah satu setengah tahun yang lalu, waktu itu usiaku baru dua puluh, sangat muda memang tapi aku mencintai suamiku, dan dia pun begitu, kami membina rumah tangga atas dasar cinta karena Allah, sewaktu kandunganku berusia lima bulan, suamiku mendapat beasiswa untuk melanjutkan s2 nya ke luar negeri, karena mengingat usia kandunganku yang masih muda, maka aku ditinggal di sini bersama ke dua orang tuaku.
Dadaku seperti mau meledak rasanya membaca kalimat itu, seperti ada ribuan ton batu menindih relung hatiku, berat sekali rasanya..... tapi apa daya rasa penasaran membuatku kembali melanjutkan membaca kalimat berikutnya.
>untuk menghemat biaya komunikasi antar benua, aku berhubungan lewat internet dengan suamiku, nah.... pada saat itulah aku bertemu dengan kamu sahabatku, sahabat yang selalu menghiburku, yang selalu mengalirkan cerita-cerita lucu, dan selalu memberiku semangat dalam menghadapi masalah-masalah psikologis yang timbul akibat kandunganku (maaf ya masalah yang tidak bisa aku beritahukan sebenarnya waktu itu adalah masalah ini ) dan masih banyak lagi hal-hal lain yang aku dapat dari kamu.
>terima kasih ya, kamu sudah menceriakan hari-hari ku, kamu sudah sangat baikkkk sekali sama aku, nah untuk itu, aku dan suamiku mengundang kamu bulan depan minggu kedua hari sabtu, untuk menghadiri acara aqeqah anak kami, sekaligus suamiku ingin bertemu dan berterimakasih atas semua bantuan moril yang pernah kamu berikan padaku (dia khusus pulang untuk acara itu dan untuk bertemu kamu lho...). kamu mau kan ??? mau dong ya.... aku juga ingin sekali lho bertemu dengan kamu sahabatku. Di dunia nyata tentunya….:)
>sudah ya segitu dulu penjelasan panjang lebar ku, kalau kurang lengkap kamu boleh telpon dan menanyakannya langsung padaku. Aku tunggu kabar darimu sahabatku.
>wassalamu'alaikum wr wb
Dengan langkah gontai kususuri pelataran parkir tempat aku menempatkan motorku, hancur sudah semua mimpi-mimpi yang telah kubangun. Semangat empat lima hangus sudah, rasa sesal sekaligus geli menyusup ke ruang hatiku, untung aku belum sempat jujur fikirku, ya Allah….ternyata !!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home