Saturday, June 25, 2005

“Segala sesuatu tergantung bagaimana kita memandangnya”

Baru saja aku bongkar-bongkar “kotak ajaib”ku, mencari bollpoint. Seingatku aku masih nyimpen beberapa bollpoint di situ. “Kotak ajaib”. :). Mungkin pas sebutan ini, meski hanya untuk sebuah kotak kardus kotak sepatu hehe. Tempatku meletakkan beberapa benda lama yang entah napa juga masih saja aku ngerasa sayang ngebuangnya. “Kotak ajaib”. Di sini pula sering kutemukan ‘suatu benda’ yang kupikir sudah entah ada dimana. :). Termasuk secarik kertas loosleaf ini. Sebuah puisi. Aku ingat puisi ini kusalin dari lembar Motto dan Persembahan di skripsi si Retno alMadurii, hehe arek Madura itu maksud`e. :). Lembar Motto dan Persembahan. Tak jarang justru menjadi bagian yang lebih menarik dilihat dan dibaca lebih dulu daripada bagian intinya. Kerna kadang dari sini bisa iseng menebak-nebak “sosok” si penulis. :).
***
Ketika kumemohon kepada Allah kekuatan,
Aku dihadapkan dengan kesulitan agar aku kuat.
Ketika kumemohon kepada Allah kebijaksanaan,
Aku dibentangkan masalah untuk kupecahkan.
Ketika kumemohon kepada Allah kesejahteraan,
Aku dianugerahi akal untuk berpikir.
Ketika kumemohon kepada Allah keberanian,
Aku diantarkan dalam kondisi bahaya untuk kuatasi.
Ketika kumemohon kepada Allah bantuan,
Aku diberi kesempatan.
Aku tidak mendapat semua yang kupinta,
Tetapi aku memperoleh semua yang kubutuhkan
***
Subhaanallah. Satu kesadaran “memaksa” hatiku bertasbih. Betul juga. Betapa sering aku merasa pintaku tak jua berjawab. Ya Rohman, bukankah telah selalu Kau limpahi aku segala yang kubutuhkan.
Metode tarbiyahMu memang sungguh luar biasa. Robb, laa ilaaha illa Anta. Subhaanaka innii kuntu minadzdzoolimiin. Ighfirlii ya Robb… ighfirlii…
SkenarioMu (memang) sungguh luar biasa indahnya ya Rohman. Engkau selalu mempunyai jalan dan cara tersendiri dan sungguh unik dalam mentarbiyah hamba-hambaMu. Segala macam ujian, kesenangan, kelapangan, pun terutama kesusahan, kesempitan, ketakutan, atau apapun itu, yang Engkau berikan pada kami, adalah sarana untuk mendewasakan kami, menjadikan kami untuk lebih baik dari detik ke detik yang kami lewati.
Kami diperlihatkan, dipertemukan dan dihadapkan pada suatu situasi yang ‘menuntut’ kami untuk bisa memanfaatkan dan mengerahkan seluruh potensi yang telah Engkau karuniakan pada kami. Akal, pikiran, hati. Untuk menjawab, menyelesaikan dan atau at least mengambil hikmah dari situasi itu.
***
Ya Rohman…
Beruntunglah orang yang mendapatkannya dan mampu menangkap isyarat yang ada.

***
Robbii auzi’nii an asykuro ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya
wa an a’mala shoolihan tardhoohu
wa ad-hilnii birohmatika fii ‘ibaadikashshoolihiin

*****
Gamping 12.01.1426H
Kala Sunyi Selimuti Hati, Hangat SinarMu Beningkan Qalbu
[Marching Band TK ABA dekat rumah memainkan sebuah tembang masa bocahku “Yo prakanca, dolanan ing (n)jaba. Padang (m)bulan, padhange kaya rina. Rembulanne ne, sing (ng)awe-awe. Ngelingake aja padha turu sore”]


By : Nr_Ang

0 Comments:

Post a Comment

<< Home